Satu Lot Gudang Garam Berapa Rupiah

Sigaret Kretek Tangan

PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) bergerak dalam bidang industri rokok dan kegiatan terkait industri rokok lainnya. Gudang Garam adalah produsen rokok kretek terkemuka yang identik dengan Indonesia yang merupakan salah satu sentra utama perdagangan rempah di dunia. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1958.

Indonesia merupakan pasar konsumen yang besar dan beragam dengan persentase perokok dewasa yang signifikan yakni 66% laki-laki dewasa di Indonesia diperkirakan adalah perokok.

Perusahaan Gudang Garam tersebut berharap baik merek yang sudah mengakar kuat di masyarakat seperti Gudang Garam, Surya, GG Mild dan lainnya. Keunikan spesifikasi ini diharapkan mampu memenuhi harapan serta kebutuhan setiap penikmat kretek yang berbeda-beda

Pada tahun 2021, Gudang Garam mencatatkan laba bersih sekitar 5,6 T dari total pendapatan Rp 124,8 T. Dari perolehan pendapatan dan laba bersih ini bisa dijadikan referensi untuk melihat apakah perusahaan cukup sehat dan baik dalam proses menjalankan usahanya dan akhirnya kamu bisa memutuskan untuk beli sahamnya.

Stabilitas Perusahaan

Dengan pengalaman lebih dari enam dekade di industri rokok, perusahaan Gudang Garam telah menunjukkan stabilitas dan keberlanjutan dalam operasionalnya. Keuntungan bersih yang signifikan menunjukkan bahwa perusahaan ini mampu menghasilkan keuntungan secara konsisten.

Walaupun harga saham mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, potensi pasar yang besar di Indonesia memberikan peluang bagi perusahaan untuk tumbuh. Merek-merek yang kuat dan produk berkualitas tinggi dapat membantu Gudang Garam untuk tetap kompetitif sampai saat ini dan kedepannya.

Sebagai perusahaan yang sudah mapan, Gudang Garam mempunyai sejarah membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Ini tentu bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor yang memilih untuk berinvestasi dalam jangka panjang.

Mengapa Investasi di Saham Gudang Garam?

Bagi Anda yang mempertimbangkan untuk berinvestasi di saham Gudang Garam, ada beberapa alasan yang bisa menjadi pertimbangan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Lakukan Riset Saham GGRM Menggunakan Tool Research dari Fima

Untuk melakukan riset saham GGRM, Anda bisa menggunakan fitur riset dari kami fima.co.id.  Silahkan klik gambar di bawah untuk melakukan riset saham Antam sekarang juga.

Investasi di saham Gudang Garam dapat menjadi opsi yang menarik bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi keuntungan di pasar saham Indonesia. Sebelum mengambil keputusan untuk berinvestasi, pastikan untuk melakukan analisis mendalam dan mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa mempengaruhi kinerja saham. Semoga bermanfaat ya.

Sumber gambar utama : gudanggaramtbk

Gudang Garam adalah sebuah produsen rokok yang berkantor pusat di Kediri. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki pabrik di Kediri, Gempol, Karanganyar, dan Sumenep, serta kantor perwakilan di Jakarta dan Sidoarjo.[1][2]

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1956 saat Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo membeli lahan dengan luas sekitar 1.000 meter persegi milik Muradioso di Jl. Semampir II/l, Kediri. Di atas lahan tersebut, Tjoa Ing-Hwie lalu mulai memproduksi rokok sendiri, diawali dengan rokok kretek dari kelobot dengan merek Inghwie. Setelah beroperasi selama dua tahun, pada tanggal 26 Juni 1958, Tjoa Ing-Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Awalnya, perusahaan ini hanya mempekerjakan 50 orang.[3] Konon, nama "Gudang Garam" didapat oleh Tjoa Ing-Hwie dari mimpi.[4]

Pada tahun 1966, perusahaan ini telah menjadi produsen sigaret kretek tangan (SKT) terbesar di Indonesia, dengan ribuan karyawan dan kapasitas produksi 50 juta batang SKT per bulan.[4] Pada pertengahan dekade 1960-an, krisis politik Indonesia sempat membuat perusahaan ini kehilangan banyak karyawan, tetapi perusahaan ini berhasil bangkit kembali dalam waktu yang tidak terlalu lama.[5] Pada tahun 1969, badan hukum perusahaan ini diubah menjadi firma (Fa), dan pada tanggal 30 Juni 1971, badan hukum perusahaan ini kembali diubah menjadi perseroan terbatas (PT).[6] Pada tahun 1973, perusahaan ini mulai mengekspor produknya ke luar Indonesia.[7]

Berbeda dengan Bentoel Group yang telah mulai memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) sejak dekade 1970-an, perusahaan ini masih setia memproduksi SKT,[8] dan baru mendatangkan mesin pembuat rokok pada tahun 1979. Mesin pembuat rokok tersebut kemudian berhasil menaikkan produksi perusahaan ini menjadi dua kali lipat, yakni dari 9 miliar batang/tahun menjadi 17 miliar batang/tahun.[9] Pada dekade 1980-an, perusahaan ini telah memiliki sejumlah pabrik dengan total luas mencapai 240 hektar dan dapat memproduksi rokok sebanyak 1 juta batang/hari. Omset perusahaan ini mencapai US$ 7 juta dan berhasil menguasai 38% pangsa pasar. Dengan cukai yang disetor ke negara mencapai Rp 1 miliar per tahun, perusahaan ini pun menjadi produsen kretek terbesar di Indonesia.[9][10] Karyawan perusahaan pada saat itu mencapai 37.000 orang serta memiliki helikopter pribadi.[11] Walaupun begitu, perusahaan ini tetap fokus memproduksi rokok dan kertas rokok.[12] Perusahaan ini kemudian juga mulai menyalurkan CSR, antara lain untuk mendukung pengembangan olahraga tenis meja.[13]

Sejak dekade 1970-an juga, dua orang putra dari Surya, yakni Rachman Halim dan Susilo Wonowidjojo, mulai aktif terlibat di perusahaan. Dua orang tersebut kemudian secara berturut-turut menjadi pimpinan perusahaan setelah Surya Wonowidjojo meninggal pada tahun 1985.[14] Pada tanggal 27 Agustus 1990, perusahaan ini resmi menjadi perusahaan publik, dengan melepas 57 juta saham di Bursa Efek Jakarta dan 96 juta saham di Bursa Efek Surabaya, dengan penawaran perdana pada harga Rp 10.250/lembar.[6][15] Mayoritas saham perusahaan saat itu dimiliki oleh keluarga mendiang Surya Wonowidjojo, yakni istrinya, Tan Siok Tjien dan putranya, Rachman Halim.[13] Kini, mayoritas saham perusahaan ini masih dikuasai oleh keluarga Wonowidjojo melalui PT Suryaduta Investama.[15]

Pada tahun 1996, perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar Rp 9,6 triliun; dan pada tahun 2000, perusahaan ini berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 15 triliun, dengan mempekerjakan 41.000 orang karyawan. Pada dekade 1990-an, perusahaan ini sempat menjadi perusahaan (konglomerasi) terbesar kelima di Indonesia.[16] Perusahaan ini tidak terlalu bergantung pada utang luar negeri, sehingga tidak terdampak krisis keuangan yang menimpa Indonesia pada akhir dekade 1990-an.[17] Perusahaan ini juga mampu menghadapi berbagai tantangan, seperti kehadiran BPPC yang pernah memengaruhi produksinya pada awal dekade 1990-an.[7] Pada tahun 2001, perusahaan ini telah memiliki enam pabrik dengan total luas 100 hektar dan mempekerjakan lebih dari 40.000 orang pekerja.[4]

Pada tahun 2017, perusahaan ini menguasai sekitar 21% pangsa pasar rokok nasional, dengan pabrik di Kediri, Sumenep, Karanganyar dan Gempol.[18] Pada tanggal 4 Agustus 2017, Japan Tobacco asal Jepang resmi membeli 100% saham PT Karyadibya Mahardika dan PT Surya Mustika Nusantara yang dipegang oleh perusahaan ini.[19] Pasca akuisisi tersebut, sempat tersiar rumor bahwa perusahaan ini akan digabung atau diakuisisi oleh Japan Tobacco, tetapi perusahaan ini selalu membantahnya.[20]

Pada tahun 2021, perusahaan ini mendirikan tiga anak usaha baru, masing-masing untuk berbisnis di bidang impor, distribusi, dan produksi rokok elektrik. Tetapi tiga perusahaan tersebut belum mulai beroperasi.[21] Pada tahun 2022, perusahaan ini mendirikan PT Surya Kerta Agung untuk berekspansi ke bisnis pengelolaan jalan tol.[22] Pada tahun 2022 juga, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar Rp 1 triliun ke PT Surya Dhoho Investama yang akan mengelola Bandara Dhoho di Kediri.[23]

Menurut sejarawan Dukut Imam Widodo, nama "Gudang Garam" yang disandang oleh perusahaan ini tercermin pada logo yang sampai saat ini masih digunakan. Logo tersebut didesain oleh Tjoa Ing-Hwie bersama salah satu karyawannya. Logo tersebut terlahir dari mimpi Tjoa Ing-Hwie yang melihat lima los gudang penyimpanan garam di dekat Stasiun Kediri.[24][25][26] Pintu dari gudang yang ada di logo tersebut ada yang dalam keadaan terbuka, setengah tertutup, dan tertutup, dibuat sebagai tanda bahwa Gudang Garam tidak akan pernah puas dan tidak akan pernah merasa di puncak.[3]

Harga Saham Gudang Garam Dari Tahun ke Tahun

Saham Gudang Garam melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tanggal 27 Agustus 1990 lalu di harga Rp 10.250 per lembar. Puncaknya, harga saham GGRM berada di level tertinggi di harga Rp 93.500/lembar pada 11 Maret 2019.

Namun, 3 tahun terakhir ini tren GGRM mengalami bearich mencapai Rp. 50.000-an per lembarnya, Rp 30.000-an per lembarnya, hingga sekarang ini di tahun 2023 berada di posisi Rp 20.000-an.

Halo semuanya, seperti yang kita tahu saat ini investasi saham mulai diminati oleh banyak orang. Utamany bagi mereka yang ingin mendapatkan profit dari pergerakan harga saham. Nah, salah satu saham yang menarik perhatian investor yaitu saham dari perusahaan PT Gudang Garam Tbk dengan kode saham GGRM yang merupakan perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Di artikel ini fima akan membahasnya secara detail khususnya mengenai harga 1 lot saham Gudang Garam dan aspek penting lainnya.

Profil Singkat PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

PT Gudang Garam Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok di Indonesia. Dikenal sebagai produsen rokok kretek terkemuka, Gudang Garam memproduksi berbagai merek yang sudah sangat dikenal, seperti Gudang Garam, Surya, dan GG Mild.

Awalnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1958 dan telah beroperasi selama lebih dari enam dekade. Dalam periode tersebut, Gudang Garam berhasil membangun reputasi yang kuat di pasar dengan produk yang berkualitas. Nah, berdasarkan laporan keuangan tahun 2021, Gudang Garam mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,6 triliun dengan total pendapatan mencapai Rp 124,8 triliun.

Perlu Anda ketahui pasar konsumen rokok di Indonesia sangat besar, dengan 66% pria dewasa diperkirakan adalah perokok. Ini menunjukkan potensi yang signifikan bagi perusahaan seperti Gudang Garam untuk terus tumbuh dan meningkatkan pangsa pasar.

Sigaret Kretek Mesin Mild

Sejarah Harga Saham Gudang Garam

Saham Gudang Garam melakukan Initial Public Offering (IPO) pada 27 Agustus 1990 dengan harga per lembar saham sebesar Rp 10.250. Pada saat itu, saham ini mengalami berbagai perubahan harga. Puncaknya yaitu pada 11 Maret 2019, harga saham GGRM mencapai level tertinggi di Rp 93.500 per lembar.

Tetapi, dalam tiga tahun terakhir, tren harga saham GGRM menunjukkan penurunan yang signifikan. Saham ini sempat turun hingga berada di level Rp 50.000-an per lembar, dan pada tahun 2023, harga sahamnya berada di kisaran Rp 20.000-an. Hingga saat ini, pada 22 Oktober 2024, harga saham GGRM tercatat sebesar Rp 15.500 per lembar.

Harga 1 Lot Saham Gudang Garam Oktober 2024

Harus Anda tahu 1 lot saham artinya yaitu sama dengan 100 lembar saham. Maka begitu juga dengan membeli saham GGRM kita harus membeli minimal dalam hitungan 1 lot.

Untuk menghitung harga 1 lot saham Gudang Garam, Anda cukup mengalikan harga per lembar saham dengan jumlah lembar dalam 1 lot. Contohnya, kalau harga saham Gudang Garam berada di angka Rp 15.500 per lembar (harga terkini pada 22 Oktober 2024), maka perhitungan untuk 1 lot adalah sebagai berikut:

Dengan hitungan di atas, untuk membeli 1 lot saham Gudang Garam, Anda membutuhkan modal sebesar Rp 1.550.000. Kalau Anda ingin membeli lebih banyak, cukup kalikan jumlah lot yang ingin dibeli dengan harga 1 lot.